Sabtu, 07 Februari 2015

APA ITU HERBAL ( bagian 2 )

Sepanjang sejarah, obat tradisional telah banyak membantu manusia. Bila digunakan dengan tepat, obat tradisional dapat menjadi solusi kesehatan yang aman.
Tetapi bila digunakan secara tidak tepat, obat tradisional seperti herbal dapat menimbulkan kerugian-kerugian. Untuk menggunakan obat tradisional secara bijaksana, penting untuk menyadari bahwa selalu ada unsur resikonya.
Mari kita lihat apa saja resiko yang harus diwaspadai ketika menggunakan obat tradisional. Meskipun obat tradisional seperti herbal lebih aman daripada obat-obatan farmasi modern, herbal bukannya tidak beresiko.
Maka, muncul pertanyaan, peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan dengan obat tradisional?
Kewaspadaan dalam Memilih Obat Tradisional
Anda harus waspada terhadap obat tradisional yang Anda beli. Ada banyak kasus obat tradisional yang ditarik peredarannya dari pasaran karena terbukti mengandung bahan kimia tertentu yang dapat menyebabkan efek samping serius.
Salah satu cara mendeteksi keberadaan campuran bahan kimia dalam obat tradisional antara lain dengan mengamati kecepatan khasiatnya. Obat tradisional seperti herbal biasanya tidak berkhasiat secara instan, jika terjadi demikian patut dicurigai adanya tambahan zat kimia.
Pada tahun-tahun belakangan, juga terdapat laporan-laporan tentang produk obat tradisional yang tercemar logam berat dan kontaminan lainnya. Selain itu, ada produk-produk obat tradisional yang ternyata mengandung sedikit atau tidak sama sekali bahan yang tertera pada kemasannya.
Dari kasus-kasus di atas, jelaslah bahwa produk obat tradisional, juga obat lainnya, hendaknya dibeli di tempat-tempat yang tepercaya dan bereputasi baik. Ya, belilah dari sumber yang memiliki nama baik dan sudah memiliki izin edar. Dan jangan lupa, perhatikan juga masa kadaluarsanya.
Aturan Pakai Penggunaan Obat Tradisional
Sebuah buku panduan praktis tentang herbal berjudul The Complete Medicinal Herbal menyatakan, "Meskipun kebanyakan obat tradisional atau jamu pada dasarnya cukup aman, ini hendaknya digunakan dengan patut.
Jangan melebihi dosis yang disarankan, jangan meneruskan penggunaannya jika gangguan tidak mereda, atau malah memburuk, atau jika diagnosis yang tepat diragukan."
Ya, pastikan bahwa Anda mengerti dan mengikuti instruksi penggunaannya. Anda perlu mengetahui seberapa banyak obat yang harus diminum, kapan meminumnya, dan untuk berapa lama. Anda juga perlu mengetahui makanan, minuman, dan obat-obat lain apa atau aktivitas apa yang harus dihindari sewaktu meminum obat herbal.
Keadaan Tak Memungkinkan untuk Menggunakan Obat Tradisional
Peringatan lain, penggunaan obat tradisional sangat beresiko bagi orang-orang tertentu. Orang-orang yang minum obat tradisional tertentu hendaknya berhati-hati sewaktu hendak menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi.
Dr. John Neeld, presiden Perkumpulan Anestesiolog Amerika, menjelaskan, "Berdasarkan pengalaman, telah dilaporkan bahwa beberapa jenis tanaman obat populer, termasuk Ginseng, dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Itu dapat sangat berbahaya sewaktu anestesi diberikan."
Dokter ini menambahkan, "Tanaman obat lainnya, seperti Ginkgo Biloba, Jahe, dan Feverfew, dapat mengganggu penggumpalan darah sehingga sangat berbahaya sewaktu anestesi epidural diberikan—jika ada perdarahan dekat saraf tulang belakang, kelumpuhan bisa terjadi.
Kalangan ahli anestesi Amerika juga merekomendasikan para pasiennya untuk menghentikan penggunaan obat tradisional tertentu setidaknya dua pekan sebelum operasi karena resiko interaksi antara obat herbal dan obat anestesi, termasuk peningkatan peluang terjadinya peningkatan tekanan darah atau perdarahan selama terjadinya operasi yang tentu saja dapat membahayakan nyawa.
Kalangan Wanita hamil dan menyusui khususnya juga harus waspada akan resiko yang dapat diderita oleh ia dan bayinya akibat menggunakan obat tradisional tertentu atau mengombinasikannya dengan obat konvensional tertentu.
Jelaslah, sangat penting untuk mengetahui reaksi yang dapat terjadi apabila obat tradisional tertentu digunakan atau dikombinasikan dengan obat yang diresepkan.
Oleh karena itu, para pasien dianjurkan untuk membahas bersama dokter atau seorang pakar obat tradisional (Herbalis) sebelum memutuskan untuk menggunakan obat tradisional tertentu atau jika ingin mengombinasikan obat tradisional dengan obat-obat tertentu yang diresepkan.
Banyaknya produk obat tradisional yang beredar di pasaran tentu membuat Anda bingung memilih obat tradisional yang tepat, karena itu harap membaca artikel saya selanjutnya

APA ITU HERBAL

Ketika Anda mempertimbangkan pengobatan herbal, baik untuk diri sendiri atau orang tercinta, mungkin dalam pikiran Anda akan terlintas sejumlah fakta-fakta berikut.
Beberapa penelitian telah meneguhkan bahwa obat herbal dapat menjadi solusi pengobatan yang aman dan tanpa resiko. Sebaliknya, beberapa mungkin juga pernah mendengar atau bahkan menyaksikan sendiri pengalaman beberapa orang yang mengonsumsi obat herbal dan gagal memperoleh kesembuhan yang diharapkan.
Bahkan ada yang merasa bahwa penyakitnya bertambah parah. Setelah memikirkan hal-hal itu, mungkin Anda akan merasa bingung. Namun, reaksi seperti itu adalah wajar. Mari kita simak penjelasan dalam artikel ini yang akan membantu Anda membuat pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan.
Fakta Seputar Pengobatan Herbal
Untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik, Anda perlu mengetahui fakta-fakta penting seputar hal terkait. Hal yang sama berlaku dalam pertimbangan Anda untuk memutuskan apakah ingin menjalankan pengobatan herbal atau tidak.
Anda perlu mengetahui sejumlah fakta penting seputar obat herbal karena hal itu akan berpengaruh besar pada kehidupan Anda atau orang terdekat Anda.
Karena meskipun obat herbal lebih aman daripada obat-obat farmasi modern, tetapi pengobatan herbal bukannya tidak beresiko. Maka, mari kita simak satu-per satu peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan herbal.
Obat Herbal Tidak Dapat Dikonsumsi pada Situasi Tertentu
Situasi seperti apa yang tidak memungkinkan seseorang mengonsumsi obat herbal? Pertama, orang-orang yang minum obat herbal tertentu hendaknya berhati-hati sewaktu hendak menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi.
Dr. John Neeld, presiden Perkumpulan Anestesiolog Amerika, menjelaskan, "Berdasarkan pengalaman, telah dilaporkan bahwa beberapa jenis tanaman obat populer, termasuk Ginseng, dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Itu dapat sangat berbahaya sewaktu anestesi diberikan."
Dokter ini menambahkan, "Tanaman obat lainnya, seperti Ginkgo Biloba, Jahe, dan Feverfew, dapat mengganggu penggumpalan darah sehingga sangat berbahaya sewaktu anestesi epidural diberikan—jika ada perdarahan dekat saraf tulang belakang, kelumpuhan bisa terjadi."
Kalangan ahli anestesi Amerika merekomendasikan para pasiennya untuk menghentikan penggunaan obat herbal tertentu setidaknya dua pekan sebelum operasi.
Anjuran tersebut diberikan mengingat adanya kemungkinan resiko interaksi antara obat herbal dan obat anestesi, termasuk peningkatan peluang terjadinya peningkatan tekanan darah atau perdarahan selama terjadinya operasi.
Kedua, wanita hamil dan menyusui khususnya harus waspada akan resiko yang dapat diderita oleh si ibu dan bayinya akibat menggunakan obat herbal tertentu atau mengombinasikannya dengan obat konvensional tertentu.
Jelaslah, sangat penting untuk mengetahui reaksi yang dapat terjadi apabila obat herbal tertentu digunakan atau dikombinasikan dengan obat yang diresepkan.
Jadi, Anda dianjurkan untuk menilai situasi dan kondisi yang sedang Anda hadapi. Anda dapat bertanya pada diri sendiri apakah Anda berada dalam situasi dimana Anda tidak dapat menggunakan obat herbal, seperti situasi di atas?
Tidak Semua Orang Cocok dengan Obat Herbal Tertentu
Seorang dokter yang menekuni pengobatan herbal dan tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur, Prapti Utami, mengatakan,  "Herbal tidak bisa diminum sembarangan karena respons tiap individu bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu herbal yang diberikan cocok antara satu pasien dan pasien lain."
Sebagai contoh, Jati Belanda yang dikenal sebagai pelangsing alami tubuh, tidak cocok digunakan pada penderita gangguan lambung karena memiliki efek mengiritasi lambung.
Contoh lain, daun Sirsak juga dapat meningkatkan asam lambung bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Maka, penting untuk mencari tahu mengenai khasiat dan efek obat herbal tertentu yang Anda minati lalu periksalah apakah obat herbal tersebut cocok untuk kondisi tubuh Anda atau tidak.
Khasiat Obat Herbal Tidak Secepat Obat Kimia
Sekali lagi, Anda perlu memeriksa situasi Anda. Mengapa? Pada kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.
Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat.
Tidak seperti obat kimia yang bekerja dengan mengatasi gejala, obat herbal bekerja dengan berpusat pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni pada lingkup sel, jaringan, serta organ-organ yang bermasalah sehingga diharapkan bahwa pada akhirnya, tubuh sendirilah yang akan berperang melawan penyakit.
Itulah sebabnya, reaksi obat herbal tidak secepat obat kimia. Karena alasan itu, pada situasi darurat yang mengancam kehidupan, obat herbal tidak dapat digunakan. Maka, penting untuk memeriksa situasi dan kondisi Anda untuk menentukan apakah Anda dapat menggunakan obat herbal atau tidak.

Sekarang, bagaimana jika Anda telah mempertimbangkan masak-masak situasi dan kondisi Anda, lalu memutuskan untuk mecoba pengobatan herbal? Banyaknya produk obat herbal yang beredar di pasaran akan membuat Anda bingung memilih. Artikel berikut dapat membantu Anda.